[prolog]
Bismillah, dengan ini saya kembalikan lagi tulisan saya tentang bukti rotasi dan revolusi Bumi kepada publik. Sebuah tulisan yang sebenarnya sangat sederhana. Tulisan yang secara materi mungkin hanya selevel tulisan anak SMP. Tulisan yang dibuat bukan oleh astronom beneran (bahkan sekedar saintis pun kayaknya bukan). Tulisan yang hanyalah sekedar comot link sana sini.
Yang membuat tulisan tersebut berarti bagi saya pribadi adalah semangat di baliknya. Semangat dari seorang penuntut ilmu pemula yang kecil tapi ingin terus mendekati kebenaran tanpa peduli konsekuensi harus berbeda dengan beberapa pihak (terus terang dengan beberapa ustad maupun penuntut ilmu) yang suaranya lebih lantang dan bergema daripada suara saya.
Tapi ini bukan pemberontakan…. Tidak ada yang hendak saya runtuhkan dengan tulisan sederhana ini. Heliosentrisme yang saya ungkapkan buktinya di sini bukanlah untuk meruntuhkan Geosentrisme, tapi hanyalah untuk sekedar memberi alternatif penjelasan yang lebih baik mengenai mekanisme gerak tatasurya. Ide dasarnya adalah bahwa satu teori tidak bisa meruntuhkan teori lain.
Yang saya lakukan hanyalah melestarikan ide salafiyyah mengenai pembahasan pendapat vis a vis pendapat lain untuk mencari kebenaran.
Kalau memang ingin berpendapat, kenapa tulisan ini perlu ditarik sementara?
Karena ketika pertama kali saya mempublikasikan tulisan ini, saya masih cenderung terburu-buru dan belum memiliki banyak bekal dan belum siap untuk berdiskusi dengan pihak yang berbeda pendapat.
Secara sains, tulisan saya memang relatif bisa diterima, namun ketika pendapat tersebut akan dikemukakan di hadapan pihak-pihak (let’s say ustad dan penuntut ilmu) yang belum begitu mendalami mengenai permasalahan sains (karena memang spesialisasi mereka bukan di situ) maka saya membutuhkan bekal dan dukungan yang lebih.
Proses retreat untuk mencari bekal dan dukungan tambahan itulah yang saya wujudkan dengan menarik tulisan saya untuk sementara
Jadi, alhamdulillah, saya menarik tulisan tersebut bukan karena saya taqlid dengan pendapat Syaikh dan Ustad saya. Manhaj Salaf tidak pernah mengajarkan saya untuk taqlid (mengikuti begitu saja tanpa memahami dalil). Manhaj Salaf (menurut pengalaman dan pendapat saya) justru adalah manhaj yang paling mampu membebaskan manusia untuk berpendapat selama dilakukan dengan bertanggungjawab dan tidak bertentangan dengan Alloh dan Rasul-Nya.
Sekarang majalah Qiblati sudah menurunkan pembahasan yang mendukung pendapat bumi mengelilingi matahari. Saya juga sudah menemukan bukti bahwa beberapa ulama bermanhaj salaf (utamanya yang mutaakhirin) seperti Syaikh Al Albani dan Syaikh Al Alusi, yang berpendapat lebih moderat mengenai heliosentrisme ini (dalam arti mengakui bahwa masalah rotasi dan revolusi ini adalah masalah sains yang diketahui dengan pasti oleh saintis). Selain itu saya juga sudah berusaha mencari dukungan dari bebarapa penuntut ilmu yang bersikap lebih netral terhadap heliosentrisme.
Jadi…, akhirnya saya kembalikan lagi tulisan awal saya – dengan beberapa revisi dan tambahan ke ruang publik ini…
[awal tulisan]
Sejak SD kita sudah diajari bahwa bumi berputar mengelilingi sumbunya selama 24 jam sekali putarnya (rotasi) dan berputar mengelilingi matahari selama setahun (revolusi). Tapi apakah benar seperti itu? Apakah layak kita mempercayai begitu saja tentang rotasi dan revolusi itu tanpa tahu apa dasarnya dan apa buktinya? Apa kita tidak takut dibilang taklid kepada guru-guru SD, SMP dan SMA kita :).
Langsung ke topik pembicaraan, Rotasi, apa buktinya?
Pertama, arah angin pasat yang berbeda antara daerah di utara khatulistiwa dan di selatan. Perbedaan ini dapat dijelaskan sebagai efek coriolis. Efek coriolis ini disebabkan karena kita, sebagai pengamat, berdiri di atas kerangka pengamatan yang berotasi (bumi).
Kita dapat membayangkan, angin bergerak dari daerah subtropis ke tropis…. Anginnya bergerak lurus-lurus saja sebenarnya…, tapi karena – ternyata – bumi, sebagai kerangka pengamatan kita bergeser, maka seolah-olah anginnya menjadi berbelok.
Perbedaan arah angin ini menyebabkan juga perbedaan dalam arus laut. Semua ahli kelautan pasti memahami hal ini.
Kedua, percobaan pendulum foucault. Percobaan ini sebenarnya paling bagus bila diamati di kutub.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa pendulum ini, bila digoyangkan, maka dia akan bergerak tetap (menurut si pendulum itu). Pendulum itu menganggap dirinya sudah bergerak tetap (ke kanan ke kiri atau ke depan ke belakang) tapi ternyata kita sebagai pengamat berdiri di bumi yang -ternyata- berotasi sehingga goyangan pendulum terlihat seperti bergeser. Kalo di kutub selatan, goyangannya akan bergeser ke kiri (berlawanan jarum jam). Kalo di utara sebaliknya.
Ketiga, aberasi cahaya. Bisa dibayangkan sebagai berikut : cahaya suatu bintang masuk ke bumi dengan sudut tertentu. Namun karena mata kita sebagai pengamat bergeser, maka bintang akan terlihat seolah-olah bergeser dari tempatnya semula.
Keempat, efek Eötvös. Intinya adalah bahwa ketika kita naik kapal, maka gaya dan kecepatan kita akan berbeda antara berlayar searah dengan arah rotasi (ke arah timur) dengan berlayar dengan arah kebalikan arah rotasi (ke arah barat). Setiap perusahaan pelayaran dan nakhoda kapal antar benua pasti tahu akan hal ini dan memperhatikan efek ini dalam pelayarannya.
Kelima, peluncuran satelit atau wahana luar angkasa lainnya. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita terkadang memanfaatkan jasa satelit, misalnya dalam hal telekomunikasi atau cuaca. Namun tahukah kita bagaimana satelit bisa sampai di orbit?
Ternyata roket – dalam usahanya untuk mengantarkan satelit ke orbit – ternyata memanfaatkan juga rotasi bumi (selain tentunya memanfaatkan bahan bakar roket itu sendiri). Sebenarnya ini terkait juga dengan efek eotvos.
Kebanyakan roket – setelah take off – akan kita lihat seperti berbelok ke timur (searah dengan arah rotasi) ini dilakukan agar roket mendapatkan efek (seperti) lontaran dari rotasi bumi. Dan lontaran ini akan semakin besar di daerah dengan kecepatan rotasi paling besar (i.e. daerah khatulistiwa). Oleh karena itu, Eropa meluncurkan Arianne bukan di Finlandia tapi di Guyana Perancis yg dekat khatulistiwa. Oleh karena itu Amerika meluncurkan roketnya di florida, bukan di new york. Oleh karena itu Rusia berminat sekali dengan pulau biak di Papua, sebagai tempat peluncuran roket-roket mereka.
Keenam, logika satelit dengan orbit geostasioner. Satelit dengan orbit geostasioner adalah satelit yang posisinya terhadap bumi tetap di atas koordinat tertentu. Contohnya satelit telekomunikasinya Indonesia (entah itu palapa atau telkom).
Seandainya bumi diam tidak berotasi, berarti satelit geostasioner juga diam. Kalo satelitnya diam, berarti dia harus menyalakan terus menerus mesinnya agar tidak jatuh ke bumi karena gravitasi bumi.
Kenyataannya satelit geostasioner tidak diam, tapi dia bergerak memutari bumi dengan kecepatan yang sama dengan rotasi bumi. Dengan demikian satelit tidak perlu terus menerus menyalakan mesinnya.
Mungkin ada yang bertanya : lho, bukannya satelit geostasioner itu bergerak, kalo bergerak berarti butuh tenaga buat menggerakkannya terus menerus (atau butuh roket biar bisa berputar terus menerus)
Jawabannya : Lha, bagaimana dengan bulan? Dia sudah berabad-abad mengelilingi bumi. Apakah dia punya roket? jawabannya ada pada sinkronisasi antara gravitasi (yg menimbulkan efek sentripetal) dan kecepatan satelit (yang menimbulkan efek sentrifugal). Sekali sudah sinkron, maka mau ditinggal berapa ratus tahun pun sebuah satelit bisa tetap stabil di orbitnya. (walaupun kenyataannya kondisi sinkron ini tidak selamanya bisa terwujud pada satelit buatan manusia karena berbagai macam faktor antara lain hempasan solar wind)
Selanjutnya mengenai revolusi, apa buktinya?
Pertama, paralaks bintang. Misalkan kita sedang mengamati Alpha Centauri. Antara Matahari, Alpha Centauri dan Bumi membentuk sudut tertentu. Ternyata sudut ini tidaklah fixed. Dia berubah dengan pola tahunan. Salah satu penjelasan yang memungkinkan adalah karena bumi bergerak posisinya terhadap matahari.
Oke, mungkin akan ada yang berkata bahwa perubahan sudut itu bisa pula terjadi karena mataharinya yang bergerak terhadap bumi. Oleh karena itu dikemukakan bukti berikutnya.
Kedua, efek doppler. Ketika kita bergerak mendekat suatu obyek yang memancarkan gelombang, maka panjang gelombang yang kita amati akan cenderung bergeser ke panjang gelombang yang lebih pendek dan begitu sebaliknya.
Ternyata bintang-bintang yang diamati dari bumi memiliki pola tertentu. Pada suatu waktu terlihat bergeser ke panjang gelombang lebih pendek (blueshift) kemudian bergeser ke panjang gelombang yg lebih panjang (redshift) kemudian blueshift lagi kemudian redshift lagi, begitu seterusnya secara periodik selama setahun. (tentunya blueshift & redshift yang dimaksud di sini adalah bersih dari pengaruh redshift atau blueshift akibat pergerakan bintang itu sendiri).
Hal ini bisa terjadi karena bumi bergerak terkadang (seperti) mendekati bintang, terkadang (seperti) menjauhi.
Ketiga, perhitungan membuktikan bahwa massa dan ukuran Matahari jauh lebih besar daripada Bumi. Massa yang lebih besar akan menekan kurvatur gravitasi lebih dalam, maka massa-massa yang lebih kecil di sekitarnya (dalam lingkup pengaruh gravitasinya) akan terkena pengaruhnya, entah itu berupa mengorbit atau jatuh. (untuk kasus Bumi, mengorbit).
Mengenai ukuran matahari ini bahkan ada sebuah hadits yang menyatakan bahwa ukuran matahari lebih besar dari bumi sekitar 140 kali (kitab “Umdatu At-Tahqiiq Fii Basyaairi Aali As-Shiddiiq”)
Keempat, dari pengamatan diketahui bahwa meteor paling banyak terlihat ba’da tengah malam.
Seperti halnya ketika kita menaiki mobil ketika hujan deras, maka kaca yang lebih banyak tertimpa air adalah kaca depan dibandingkan dengan kaca belakang.
Begitu pula dengan bumi, pada waktu ba’da tengah malam sampai qobla tengah hari, bumi kita berada di “depan” pergerakannya melintasi ruang.
Pergerakan yang dibuktikan dengan empat bukti di atas itulah yang disebut dengan revolusi bumi mengelilingi matahari.
Nah, sekarang kita telah memiliki bukti-bukti ilmiah mengenai rotasi dan revolusi bumi. Lalu bagaimana jika pihak yang berpendapat bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi? Apalagi jika pihak tersebut adalah ulama muktabar yang selama ini kita hormati?
Hendaknya kita tetap menghormati ulama tersebut, tetap mencintainya dan mengikuti pemahaman agamanya (manhajnya). Kalaupun kita saat ini berbeda pendapat dengan beliau. Hal ini tidak boleh sama sekali melunturkan cinta kita pada beliau. Karena sesungguhnya beliau telah mencurahkan segala kemampuannya sepanjang umurnya untuk memberikan fatwanya bagi kita. Kita tidak berprasangka buruk pada beliau.
Salah satu ulama yang berpendapat bahwa Matahari mengelilingi Bumi adalah Al Allamah Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin Rahimahullah. Namun bila kita amati lebih lanjut pendapat beliau, ternyata beliau tidak memastikan begitu saja pendapat Matahari mengelilingi Bumi, apalagi sampai menuduh orang yang berpendapat bahwa Bumi lah yang bergerak sebagai orang yang rusak aqidahnya.
Beliau mengatakan : “Dhahirnya dalil-dalil syar’i menetapkan bahwa mataharilah yang berputar mengelilingi bumi dan dengan perputarannya itulah menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam di permukaan bumi, tidak ada hak bagi kita untuk melewati dhahirnya dalil-dalil ini kecuali dengan dalil yang lebih kuat dari hal itu yang memberi peluang bagi kita untuk menakwilkan dari dhahirnya.”
Dari perkataan beliau tersebut dapat kita simpulkan bahwa beliau berpegang pada dhahir nash yang ada. Dan ini adalah kaidah yang benar yang harus kita ikuti. Namun berikutnya beliau mengatakan bahwa dhahir nash masih bisa ditakwilkan kalau ada dalil lain yang lebih kuat.
Saya belum memahami benar, dalil lebih kuat yang seperti apakah yang bisa dipakai untuk menakwilkan pengertian dhahir nash tersebut? apakah harus dalil dari nash, atau bisa juga dari bukti-bukti empiris ilmiah yang telah terbukti secara perhitungan dan pengamatan.
Semoga hal ini bisa menjadi pembahasan ahli ilmu.
[akhir tulisan]
[epilog]
Bagi yang mengharapkan penjelasan dari sisi agama dapat merujuk ke majalah Qiblati dan atau situs salafy itb di link ini dan ini.
Saya juga berusaha curhat lebih lanjut mengenai masalah ini di sini.
33 comments
Comments feed for this article
May 15, 2007 at 11:34 am
aji
ga mudeng fai….
May 16, 2007 at 4:58 am
faidzin
di mananya?
June 28, 2007 at 11:39 am
Ibrahim
Saya suka dengan postingan ini, menjelaskan. Susah memang memahami dalil nash Qur’an tentang bagaimana revolusi bumi dan matahari..apalagi kurang ilmu bahasanya..nanti akan saya coba link artikel ini :). Wassalam.
July 10, 2007 at 11:53 pm
Matahari, Bulan & Bumi, yang mana mengelilingi yang mana sih? « Hingga Tak Ada Jarak, Ruang dan Waktu
[…] (yang ingin menjadi salafiy) berusaha untuk ‘meluruskan’ pemahaman bahwa sebenarnya bumilah yang mengelilingi matahari dengan berbagai kenyataan dan teori pengetahuan yang dikemukakann…. Pak Agor dalam blognya juga berusaha untuk memberikan pemahamannya bahwa bumilah yang mengelilingi […]
August 29, 2007 at 6:14 am
Justice 4 All
Jazakallah, artikel yang sangat menarik.
Semoga bisa memberikan pencerahan kepada ikhwah yang tengah kebingungan terhadap masalah ini.
September 4, 2007 at 7:21 am
Abu Faiz
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Akhi, artikelnya bagus.
Kalau ana ambil kesimpulan, antum mengambil pendapat bahwa bumi mengelilingi matahari, berdasarkan penelitian ilmiah dan bukti-bukti empiris.
Kalau ana sendiri masih berpendapat mengikuti dhohir hadits, bahwa matahari yang bergerak setiap hari.
Ana mempunyai keyakinan, bahwa banyak sesuatu yang pada awalnya tidak bisa diterima akal namun lambat laun dengan berkembangnya tekhnologi dan tingkat berpikir manusia, teori yang lama yang belum terbukti secara penelitian akhirnya bisa terbukti.
Mudah-mudahan.
Barokallohu fiik,
Abu Faiz
July 3, 2012 at 7:52 pm
ikhwanasli
menurut saya Alloh SWT menjelaskan tentang pergerakan matahari mengelilingi bumi berdasarkan penampakan dan pemahaman manusia di kala itu. dan penjelasan Alloh SWT juga tidak bertentangan dengan teori bumi mengelilingi matahari. coba Anda simak ulasan DR Zakir Naik. bisa dicari di youtube.
Note: jika saja saat itu Alloh SWT menjelaskan secara gamblang bahwa bumi mengelilingi matahari apa yg akan terjadi? saya rasa islam tidak akan berkembang karena tidak bisa diterima logika manusia jaman itu.
Alhamdulillah saat inipun di era pemahaman bumi mengelilingi matahari pun Al-Quran tidak mengalami pertentangan.
September 7, 2007 at 8:37 am
Teori/Fakta Ilmiah Vs Ucapan Ulama Salaf ? « Blog Mailing List “salafyITB”
[…] NB: Terkait pembahasan mengenai apakah bumi yang mengitari matahari ataukah sebaliknya secara science, maka dapat dilihat di blog saudara kita: https://faidzin.wordpress.com/2007/05/15/benarkan-bumi-ber-rotasi-dan-ber-revolusi/ […]
September 7, 2007 at 12:38 pm
Eh Sulaiman
Assalaamu’alaikum
Analisis Sisi Nash :
———————
Adapun pendapat saya tentang hal ini adalah tidak tau.
Analisis Sisi Science :
————————
Sampai kapanpun science tidak akan pernah mampu menentukan sebuah pernyataan bahwasanya suatu benda langit mengelilingi benda langit disekitarnya secara mutlak.
Termasuk dalam menentukan :
1. Bumi mengelilingi Matahari
2. Matahari mengelilingi Bumi
3. Bahkan, Bulan mengelilingi Bumi
4. Dan seterusnya
Mengapa ?
Karena suatu benda dapat dikatakan bergerak mengelilingi benda lainnya, tentunya harus memiliki syarat, yaitu posisi “pengamat” yang dianggap diam. Artinya, selama science belum (baca: pasti tidak bisa) menemukan posisi “pengamat” yang mutlak tidak bergerak terhadap jagat raya ini, maka kita tidak bisa menentukan kepastian tentang konstelas posisi dan pergerakan benda-benda langit secara mutlak, MELAINKAN hanya sebatas relatif terhadap posisi pengamat.
Adapun mengenai konstelasi posisi benda-benda langit dekat bumi, yang dinamakan tatasurya, adalah merupakan sebuah model referensi. Untuk memudahkan perhitungan bagi ilmu pengetahuan. Kita bisa buat sekian ratus (idealnya bisa tak terhingga) model konstelasi, sedemikian memiliki efek-efek fisika terhadap bumi (dan benda-benda yang dekat dengan bumi, yang mapu ditempuh science) sebagaimana dirasakan saat ini.
Salam Hangat,
Eh Sulaiman (http://muslim-saja.blogspot.com/)
September 8, 2007 at 7:14 am
Ahmad Ridha
Assalaamu’alaykum warahmatullahi wabarakaatuh,
Artikel yang menarik. BTW, satu kekeliruan yang sering terlihat dalam masalah ini adalah mempertentangkan antara revolusi bumi dan pergerakan matahari. Kekeliruan ini yang juga menjadi sumber sebagian orang yang mencela Syaikh Bin Baz rahimahullah karena pendapat beliau bahwa penolakan terhadap pergerakan matahari adalah kekufuran. Padahal teori ilmiah pun menyatakan matahari bergerak.
Allahu Ta’ala a’lam.
September 10, 2007 at 12:54 am
Ronggolawe
September 4th, 2007 at 7:21 am
Abu Faiz
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Akhi, artikelnya bagus.
Kalau ana ambil kesimpulan, antum mengambil pendapat bahwa bumi mengelilingi matahari, berdasarkan penelitian ilmiah dan bukti-bukti empiris.
Kalau ana sendiri masih berpendapat mengikuti dhohir hadits, bahwa matahari yang bergerak setiap hari.
Ana mempunyai keyakinan, bahwa banyak sesuatu yang pada awalnya tidak bisa diterima akal namun lambat laun dengan berkembangnya tekhnologi dan tingkat berpikir manusia, teori yang lama yang belum terbukti secara penelitian akhirnya bisa terbukti.
Mudah-mudahan.
Barokallohu fiik,
*********
Masalahnya adalah: teori Bumi Mengelilingi Matahari adalah bukan teori lama, tapi inilah teori baru yang qath’i. Muncul setelah adanya teori dominan saat itu.
Sedangkan teori lama itu adalah teori Matahari Mengelilingi Bumi, yang mendominasi pemikiran manusia di abad pertengahan. Teori ini tidak bisa diterima oleh akal, sehingga lambat laun dengan berkembangnya tekhnologi dan tingkat berpikir manusia, teori yang lama ini terjungkal dari pemikiran manusia karena bertolak dari akal sehat dan pembuktian ilmiah.
Keyakinan antum ini perlu diperbaiki dulu dan tak perlu dibolak-balik. 🙂
September 13, 2007 at 7:37 am
faidzin
Abu Faiz berkata : “Ana mempunyai keyakinan, bahwa banyak sesuatu yang pada awalnya tidak bisa diterima akal namun lambat laun dengan berkembangnya tekhnologi dan tingkat berpikir manusia, teori yang lama yang belum terbukti secara penelitian akhirnya bisa terbukti.”
Faidzin berkata : Karena itu saya persilakan bagi pihak-pihak yang berpendapat bumi diam dan semua benda langit mengelilingi bumi untuk mencari buktinya secara ilmiah. Sains sangat terbuka dengan pembuktian ilmiah baru.
Saya tegaskan bahwa dengan tulisan saya di atas, saya tidak sedang berusaha untuk meruntuhkan teori geosentrisme.
Tidak ada yang bisa diruntuhkan dalam dunia sains, yang mungkin terjadi hanyalah suatu “teori yang kurang bukti”.
Dan inilah yang terjadi pada geosentrisme vis a vis heliosentrisme modern (saya sebut heliosentrisme modern karena heliosentrisme yang ada sekarang tidaklah sama dengan heliosentrisme copernicus yang menyatakan matahari sebagai pusat seluruh alam semesta).
Saat ini, bukti-bukti yang ada justru cenderung mendukung ke arah heliosentrisme modern. Akhirnya heliosentrisme modern-lah yang cenderung menjadi arus utama dalam permodelan tatasurya. Sedangkan geosentrisme…, cenderung terlantar tanpa bukti ilmiah.
(tentunya ini di luar perkembangan mutakhir era relativisme seperti yang telah sedikit disinggung oleh Akh Sulaiman)
Oleh karena itu silakan bagi yang berpendapat matahari mengelilingi bumi untuk segera menyelamatkan teori tersebut dari “keterlantaran ilmiah” karena kurangnya bukti-bukti empirik.
Eh Sulaiman berkata : “Sampai kapanpun science tidak akan pernah mampu menentukan sebuah pernyataan bahwasanya suatu benda langit mengelilingi benda langit disekitarnya secara mutlak.
Faidzin berkata : Insya Alloh Anda benar dan saya sepakat. Begitulah perkembangan teori sains.
Pada tulisan saya hanya mencoba untuk mengulang kembali pelajaran IPA dan Fisika di SD, SMP dan SMU saya dulu. Terimakasih untuk pengingatannya atas konsep relativitas dimaksud.
Saya sadari bahwa tulisan saya mungkin akan dikomentari (dan akhirnya sudah dikomentari) dari sisi postulat einstein tentang ketiadaan kerangka acuan utama untuk alam semesta (privileged frame of reference). Oleh karena itu saya tidak ingin menunjukkan keberpihakan secara fanatik pada salah satu teori, apalagi menganggap teori bumi mengelilingi matahari sebagai kepastian (sebagaimana pastinya 1+1=2).
Semuanya bergantung pada bukti dan bukti yang tertulis di tulisan mengantarkan saya – ketika menulis – untuk tidak mempercayai geosentrisme dan – ketika menulis – untuk “lebih” mempercayai heliosentrisme.
Ronggolawe
Masalahnya adalah: teori Bumi Mengelilingi Matahari adalah bukan teori lama, tapi inilah teori baru yang qath’i. Muncul setelah adanya teori dominan saat itu.
Qath’i yang dimaksud Antum itu apakah bermakna “pasti”? Setahu saya teori apapun itu baik Bumi mengelilingi Matahari maupun Matahari mengelilingi Bumi semua statusnya (secara saintifik) masih (dan kemungkinan seterusnya) tetap sebagai teori… yang terbukti jika ada buktinya dan tidak terbukti jika bukti yang ada menentangnya.
Allahu a’lam
September 13, 2007 at 8:37 am
TEORI/FAKTA ILMIAH VS UCAPAN ULAMA SALAF? « Adni’s Weblog
[…] https://faidzin.wordpress.com/2007/05/15/benarkan-bumi-ber-rotasi-dan-ber-revolusi/ […]
February 19, 2008 at 11:23 am
denbei
Alhamdulillah, akhirnya ditampilkan lagi artikelnya. Aku sempat kecewa, soale tak ndarani sampean niku taqlid. Apik artikele lan ilmiah.
Lebih lengkap ada juga lho di situsnya pak T jamaluddin atau di http://www.langitselatan.com
Rotasi dan revolusi bumi bukanlah sebuah teori, tapi sudah menjadi fakta. Kita sudah tahu banyak satelit yang diluncurkan memanfaatkan rotasi bumi. Selain itu manusia punya ISS (International Space Station) yang berpuluh tahun mengorbit bumi lengkap dengan manusianya dari berbagai negara di bumi.
Kami malah pernah berencana mengadakan seminar tentang ini di Jakarta dengan mengundang para pakar dari LAPAN, Pak Jamaluddin dan juga para asaatidzah. Cuma karena kesibukan kami jadi tertunda terus untuk memformat acaranya. Apa perlu kita ajak para asaatidzah ke stasiun pengendali satelit di Cibinong? Atau ke Boscha? Atau ke LAPAN?
March 9, 2008 at 12:31 pm
burhan
Assalamu’alaikum,
Saya jadi teringat dengan QS Al Ashr- Demi masa. Kaitan waktu dan rotasi bumi jelas ada hubungannya, Karena begitu kecilnya kita di permukaan bumi dan jagat raya, tanpa kita sadari kita hanya tau ‘numpang dan nongkrong’ saja. Lebih baik jika kita mau mempelajarinya sebagai identitas orang yang beriman.
Di Arab saudi standar waktu tidak berdasarkan jam tapi dengan patokan tanda-tanda alam: matahari, bulan dan waktu sholat…
Semoga berguna kajiannya.
Salam
http://www.friendster.com/ngebor
April 15, 2008 at 10:44 pm
ahli tafsir salafy asli....;-)
zahir nash dlm al quran bermaksud mengharuskan kita menjadikan bumi sebagai acuan (geosentrisme) karena hal ini sangat berguna bagi penentuan waktu sholat, puasa, dll.
December 19, 2008 at 10:52 am
faidzin
saya tidak ada masalah dengan penggunaan geosentrisme dalam masalah ini. Jamaah stargazer di dunia, apapun mazhab astronominya, selalu menggunakan geosentrisme juga dalam pengamatan mereka. Tidak ada masalah dengan geosentrisme Insya Alloh. Yang penting adalah kita bisa memakai teori2 tersebut sesuai dengan tempatnya. Ketika kita mau menentukan waktu sholat ya kita pake geosentris, ketika mau ngamat bintang pake geosentris, ketika mau mengirim satelit ke yupiter, pakailah heliosentris dst dst.
April 16, 2008 at 8:54 am
farid lagi
comment ane koq gak dimuat sih kemaren? mungkin gara2 pake nick yang aneh kali hikhikhik, pdhl di blog lain dimuat lho.
March 7, 2009 at 9:29 pm
arief
aku penggen cari ertikel rotasi bumi
April 24, 2009 at 3:13 pm
'Aziez
Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
He He ^_^ He He
Pa Kabar Sobat Faizin?
Gue Orang Awam, Lam Kenal Aja!
Artikel Anda Sangat Bagus Karena Referensi Inilah Yang Sedang Saya Cari Selama Ini.
Karena Akhir2 Ini Saya Sering Memandangi Indahnya Langit Malam
Dan Tak Terasa Gue Malah Mikirin Gimana Sih Sebenernya Tata Surya
Menurut Pendapat Saya, Saya Malah Setuju Ama Teori Geosentris Atau
Apalah…
Gue Berasumsi Bahwa Mataharilah Yang Mengitari Bumi
Sekedar Ngawur Aja Lhawong Saya Orang Awam, Karena Dalam Alqur’an Hanya Ada Kehidupan Bumi Dan Langit, Dan Itu Disebutkan Beberapa Kali Malahan Sering. Dan Matahari Bulan Dan Bintang Adalah Benda Langit, Sedangkan Bumi Pusat Kehidupan Manusia.
Sekianlah Komentar Saya.
August 7, 2009 at 8:48 am
faidzin
Waalaikumussalam
Kabar baik
Terimakasih
July 28, 2009 at 10:15 am
sandhi
Bumi mengelilingi matahari bukanlah sebuah teori seperti abad pertengahan dahulu. Tetapi adalah bukti dan fakta.
Fenomena-fenomena alam yang sudah terukur seperti gerhana, kunjungan komet, kapan waktu sejajarnya planet A dan planet B dan sejenisnya adalah berdasarkan hitungan matematika dan fisika atas keliling bidang elips lintasan orbit planet-planet dalam mengelilingi matahari.
Bangsa-bangsa di dunia sejak 1998 memiliki International Space Station (ISS) di luar angkasa yang senantiasa mengorbit bumi dan matahari dari waktu ke waktu. Awak di stasiun internasional ini adalah ilmuwan-ilmuwan dari berbagai negara yang secara bergantian mengendalikan dan melakukan eksperimen di luar angkasa. Keberadaannya yang bertahun-tahun di luar angkasa menjadikan stasiun ini mudah memantau pergerakan bumi, planet, matahari dan benda-benda angkasa lainnya. Ini pula yang menjadikan heliosentris adalah fakta yang tidak disangkal lagi. Apalagi memang stasiun ini dirancang untuk mengorbit bumi sekaligus secara bersamaan bersama-sama bumi mengelilingi matahari.
Satelit-satelit buatan yang diluncurkan dari bumi ke luar angkasa, seluruhnya dirancang untuk dapat mengorbit bumi dan bersama-sama bumu mengelilingi matahari. Tanpa perhitungan matematis yang tepat (dalam hal mengorbit bumi dan matahari) , satelit tidak akan dapat terus mengorbit bahkan gagal dan hancur.
Satelit-satelit buatan ada yang geostasioner seperti satelit komunikasi. Lintasannya adalah ia harus berada tetap di atas satu titik di bumi. Contohnya: Satelit Palapa, ia harus tetap berada di atas Kalimantan (Pontianak).
Untuk mempertahankan posisi ini, ia harus berotasi agar tercipta gaya sentrifugal sehingga terjadi tolakan dengan rotasi bumi. Pada saat bersamaan ia juga harus di rancang berjalan mengitari matahari mengikuti orbit bumi mengelilingi matahari.
Ada pula satelit yang lintasannya dari kutub ke kutub atau POES ( Polar-orbiting Operational Environmental Satellites). Orbit dari satelit ini (Utara-Selatan-Utara) memotong tegak lurus dengan orbit bumi (Barat-Timur-Barat). Hal ini karena satelit jenis ini digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan seperti: pemetaan bumi, cuaca dan sejenisnya. Dengan lintasan seperti itu, satelit dapat memantau semua relief bumi karena rotasi bumi membuat setiap bagian bumi nampak olehnya.
Satelit inipun dirancang untuk menempuh perjalanan mengelilingi matahari, karena bumi yang diorbitnya juga mengelilingi matahari.
Mungkin tak perlu juga keluar angkasa, karena dengan mengamati obyek langit di kutub bumi, otomatis kita akan mengetahui bahwa bumi kita mengelilingi matahari dengan kecondongan sudut yang berbeda.
Di kutub, kita akan melihat bahwa matahari terlihat diam tidak bergerak di salah satu cakrawala. Secara perlahan ia terlihat bergerak dari ujung kiri ke ujung kanan, lambat sekali hingga 6 bulan lamanya. Kemudian mataharipun hilang tak terlihat selama 6 bulan juga lamanya.
Fenomena pergerakan matahari yang sangat lambat di kutub ini membuktikan bahwa tidaklah mungkin matahari mengelilingi bumi. Tetapi bumilah yang berevolusi mengelilingi matahari dalam kala waktu 365 hari. Karena kalau matahari mengelilingi bumi dalam kala waktu 1×24 jam niscaya di kutub kita akan melihat matahari bergerak dengan cepat untuk mengelilingi bumi dalam kala waktu tersebut dan tidak akan terlihat diam di salah satu titik horizon dengan waktu yang amat lama perpindahannya dari ujung kiri ke-ujung kanan horizon (6 bulan).
Selain itu masih ada lagi berdasarkan matematika dan observasi bintang (paralaks) dan sebagainya yang tentunya akan panjang jika dibahas di sini.
August 7, 2009 at 8:15 am
faidzin
Terimakasih,
Saya setuju yang dikatakan Mas Sandhi
December 6, 2009 at 6:25 am
casa
Salam,
Terima kasih ilmunya ustadz.
Wassalaam…:)
March 9, 2010 at 10:17 pm
rahmanhadiq
al Qutr’an tidak dengan fulgar mengatakan bahwa bumi itu berotasi, atau bumi in mengelilingi Matahari tetapi banyak sekali ayat-ayat di dalam al qur’an yang menantang manusia untuk memikirkan petunjuk yang sudah di sampaikan di dalam al qur’an. antara lain tentang bumi berotasi hubungakanlah antaraa surat yasin ayat 37-38 dengan surat berikutnya ayat 39, kemudian bandingkan dengan keterangan pada surat an naml ayat 88 yang menyatakan seluruh benda yang berada diatas bumi bergerak searah dengan pergerakan bumi. sedangkan tentang orbit bumi mengelilingi matahari, banyak sekali ayat yang menyuruh manusia untuk mempelajari sifat dan pola bayangan matahari. untuk lebi lengkapnya silahkan baca di ;
dan
February 2, 2011 at 3:50 pm
Geosentris vs Heliosentris, Siapa yang Benar ? « Sam Ardi's Blog
[…] https://faidzin.wordpress.com/2007/05/15/benarkan-bumi-ber-rotasi-dan-ber-revolusi/ […]
August 30, 2011 at 8:21 pm
open your mind… » Teori/Fakta Ilmiah dan Ucapan Salaf: Perputaran Bumi
[…] https://faidzin.wordpress.com/2007/05/15/benarkan-bumi-ber-rotasi-dan-ber-revolusi/ […]
June 10, 2012 at 8:43 pm
Abdul kholid
anda sedang ngawur,anda tahu tentang sifat angin?angin mempunyai sifat dg gerak bebas dn tak braturan,bgmana anda mengambil ilmiah dr gerak angin untuk mengaitkan dg gaya dn rotasi bumi?lagi pula kitab yg menjdi rujukan anda tentang besarnya matahari adlah kitb orang syi’ah
October 5, 2012 at 3:33 pm
cleaning services
terima kasih atas informasi yang di berikan
March 28, 2013 at 12:34 am
ibnu
assalamualaikum..
pertanyaan mengenai satelit buatan yg mengelilingi bumi..
1. satelit palapa sudah berapa lama ia ada diatas indonesia?
2. katakanlah bahwa satelit palapa tidak menggunakan roket untuk dapat bertahan di jalur orbitnya(dalam persepsi heliosentris), artinya ia dalam keadaan jatuh yg terus-menerus. berapa kecepatan satelit palapa mengelilingi bumi dan berapa kecepatan jatuhnya ke bumi?
3. berapa kecepatan rotasi bumi?
4. asumsi bahwa satelit palapa ada di orbit yg ada udaranya. bahan apa yg dipakai satelit palapa sehingga ia mampu bertahan dari gesekan dengan udara dalam kecepatan rotasi bumi?
5. atau sebenarnya bumi tidak bergerak sama sekali sehingga pertanyaan diatas bisa dijawab dengan mudah?
demikian pertanyaan ana.. ana berharap soal ini dijawab karena jawabannya akan dapat meneguhkan salah satu teori yg sedang di bahas..
November 8, 2013 at 10:29 am
Benarkah Bumi Ber-rotasi dan Ber-revolusi | ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺍﺳﺘﻮﻯ | abughumaisha's Blog
[…] https://faidzin.wordpress.com/2007/05/15/benarkan-bumi-ber-rotasi-dan-ber-revolusi/ […]
December 1, 2013 at 12:42 pm
sumarna heee..
teori heliosentris sudah membuktikan pesatnya teknologi yg dibuat manusia, (penafsiran yang haq atas qur’an dan sunnah )buat yg masih ngeyel dengan geosentris / salaf wahabi nya silakan nyingkir dari link net yg notabene produk teori heliosentris. Bid’ah ! jadi biar gak absurt…kerjanya cuma bolak-balik dalil dengan tafsiran gak masuk akal.cenderung sbg provokasi pendangkalan aqidah itu sendiri. QUR’AN,ASSUNAH,ISLAM itu LOGIKA ,pedoman hidup manusia yang bertakwa dan berakal,,yang tidak sebegitu mudahnya mengkufurkan yg lain..Islam rahmat bagi alam, bukan cuma muslim aja,apalagi salafi……” …..
March 10, 2016 at 6:57 pm
Abudzar Abdul Fattah
Pemaparan yang baik,, jazakallah khairan … selama ini saya masih rancu terhadap teori geosentris atau heliosentris manakah yg benar. Tetapi dengan penjelasan diatas dan menghormati yg berbeda pendapat. Pencarian tentang kebenaran dirasa menjadi indah..